Menarik sekali
bahwa Suzanne Collins
membuat kita berdebat antara dua orang karakter laki-laki dalam trilogi The
Hunger Games. Keduanya memiliki pola pikir yang sangat berbeda. Mari kita
simak baik-baik perbedaan di antara keduanya.
Gale tak pernah dekat dengan siapapun yang berasal dari Capitol.Baginya mereka semua adalah penindas yang
tak mempunyai perasaan. Jadi menurutnya membunuh mereka tidak jadi masalah. Dan
dia belum pernah mendapat kesempatan bertemu orang-orang dari Capitol yang baik
hati, seperti Cinna dan Portia.
Peeta sudah pernah ke Capitol dan bertemu dengan orang-orang dari sana. Dia bisa memahami bahwa penduduk Capitol bisa menikmati, bahkan merayakan Hunger Games karena itu adalah sesuatu yang normal di sana. Dia menganggap bahwa gaya hidup penduduk Capitol sangat menjijikkan, tapi dia masih memandang mereka sebagai manusia yang memiliki hak untuk hidup.
Gale memiliki perasaan terpisah dari Katniss dan Peeta karena Katniss dan Peeta sekarang hidup berkecukupan sementara dirinya harus bekerja di tambang untuk menghidupi ibu dan adik-adiknya.
Gale juga tidak akan merasakan ketegangan berada dalam Hunger Games. Dia belum cukup memahami bagaimana rasanya berada sangat dekat dengan kematian.
Peeta sudah pernah berpartisipasi dalam Hunger Games. Dia yang menyebabkan kematian Foxface dan merasa bertanggung jawab karenanya. Dia bahkan sering hampir terbunuh dalam pertandingan. Baginya tidak ada yang lebih buruk daripada kematian. Dia tidak bisa menoleransi kematian untuk siapapun, bahkan untuk penduduk Capitol sekalipun.
Sampai sebelum bab 24 dalam buku terakhir, Mockingjay, pasti masih banyak di antara kita yang bingung menentuka manakah pemikiran yang harus kita dukung, pemikiran Gale atau Peeta? Itu wajar, karena kedua pemikiran tersebut memiliki alasan untuk menjadi benar dan alasan untuk menjadi salah, tergantung situasinya. Kedua karakter ini diciptakan untuk memberi pengaruh dalam pembentukan kepribadian Katniss.
Tapi aku sendiri lebih cenderung menentang pemikiran Gale. Ini alasanku..
Dalam bab 13 buku Mockingjay, Katniss mendeskripsikan rencana-rencana yang telah dipikirkan oleh Gale dan Beetee:
Ternyata inilah yang mereka lakukan. Mengambil gagasan-gagasan dasar di balik perangkap buatan Gale dan menerapkannya ke dalam senjata untuk membunuh manusia. Bom, kebanyakan. [...] Di suatu titik, Gale dan Beetee meninggalkan alam liar dan memusatkan perhatian pada dorongan hati manusia. Seperti belas kasihan. Bom meledak. Ada jeda waktu agar orang-orang sempat bergegas membantu mereka yang terluka. Kemudian bom kedua, yang lebih kuat daya ledaknya, akan membunuh para penolong juga.
Tak bisa disangkal bahwa rencana itu akan menjadi strategi yang sangat efektif. Pasukan yang bersedia membunuh musuh-musuhnya tanpa pandang bulu, entah itu tentara atau penduduk biasa, lebih kuat dan menakutkan dibandingkan pasukan yang masih mempertahankan batas garis moral. Semakin banyak yang dibunuh, semakin sedikit jumlah orang yang ada di pihak musuh. Tetapi itu juga berarti semakin berkurangnya moralitas yang dipertahankan. Aturan bahwa tentara tidak boleh membunuh penduduk biasa adalah aturan yang berperikemanusiaan.
Memang, para penguasa di Capitol tidak akan segan menlibatkan penduduk mereka dalam perang. Mereka akan menghalalkan segala cara untuk menang walaupun harus mengorbankan penduduknya selama perang. Ada satu hal yang Capitol pahami betul, yaitu dorongan hati nurani manusia. Capitol siap untuk menggunakannya melawan para pemberontak. Dan para pemberontak juga harus siap menghadapi itu.
Tapi, ada perbedaan antara siap dengan konsekuensi harus membunuh orang tak berdosa karena paksaan situasi dengan sengaja merancang jebakan atau bom yang ditargetkan untuk membunuh orang-orang yang tak berdosa. Bom seperti inilah yang membunuh Prim yang saat itu tengah bekerja sebagai tim medis.
Ketika Katniss menyinggung bahwa sepertinya tidak ada buku peraturan yang menyatakan apa yang bisa atau tidak bisa dilakukan terhadap manusia lain, Gale meresponnya dengan jawaban:
"Tentu saja ada. Aku dan Beetee mengikuti buku peraturan yang sama yang digunakan Presiden Snow ketika membajak Peeta," kata Gale.
Yang benar saja, Gale??? Kau baru saja menyatakan kesediaanmu menjadikan Snow (seorang diktator kejam, haus darah dan licik yang membunuh anak-anak atas dasar kejahatan yang dituduhkan kepada generasi sebelumnya) sebagai panutan moralmu?! Dan aku tak suka caranya mengungkit kembali persoalan dibajaknya Peeta. Itu seperti hal terlarang untuk diucapkan di depan Katniss, kan? >:(
Which team are you? Team Peeta or Team Gale? :D Ups, wrong discussion.. This is not Twillight XP |
Peeta sudah pernah ke Capitol dan bertemu dengan orang-orang dari sana. Dia bisa memahami bahwa penduduk Capitol bisa menikmati, bahkan merayakan Hunger Games karena itu adalah sesuatu yang normal di sana. Dia menganggap bahwa gaya hidup penduduk Capitol sangat menjijikkan, tapi dia masih memandang mereka sebagai manusia yang memiliki hak untuk hidup.
Gale memiliki perasaan terpisah dari Katniss dan Peeta karena Katniss dan Peeta sekarang hidup berkecukupan sementara dirinya harus bekerja di tambang untuk menghidupi ibu dan adik-adiknya.
Gale juga tidak akan merasakan ketegangan berada dalam Hunger Games. Dia belum cukup memahami bagaimana rasanya berada sangat dekat dengan kematian.
Peeta sudah pernah berpartisipasi dalam Hunger Games. Dia yang menyebabkan kematian Foxface dan merasa bertanggung jawab karenanya. Dia bahkan sering hampir terbunuh dalam pertandingan. Baginya tidak ada yang lebih buruk daripada kematian. Dia tidak bisa menoleransi kematian untuk siapapun, bahkan untuk penduduk Capitol sekalipun.
Sampai sebelum bab 24 dalam buku terakhir, Mockingjay, pasti masih banyak di antara kita yang bingung menentuka manakah pemikiran yang harus kita dukung, pemikiran Gale atau Peeta? Itu wajar, karena kedua pemikiran tersebut memiliki alasan untuk menjadi benar dan alasan untuk menjadi salah, tergantung situasinya. Kedua karakter ini diciptakan untuk memberi pengaruh dalam pembentukan kepribadian Katniss.
Tapi aku sendiri lebih cenderung menentang pemikiran Gale. Ini alasanku..
Dalam bab 13 buku Mockingjay, Katniss mendeskripsikan rencana-rencana yang telah dipikirkan oleh Gale dan Beetee:
Ternyata inilah yang mereka lakukan. Mengambil gagasan-gagasan dasar di balik perangkap buatan Gale dan menerapkannya ke dalam senjata untuk membunuh manusia. Bom, kebanyakan. [...] Di suatu titik, Gale dan Beetee meninggalkan alam liar dan memusatkan perhatian pada dorongan hati manusia. Seperti belas kasihan. Bom meledak. Ada jeda waktu agar orang-orang sempat bergegas membantu mereka yang terluka. Kemudian bom kedua, yang lebih kuat daya ledaknya, akan membunuh para penolong juga.
Tak bisa disangkal bahwa rencana itu akan menjadi strategi yang sangat efektif. Pasukan yang bersedia membunuh musuh-musuhnya tanpa pandang bulu, entah itu tentara atau penduduk biasa, lebih kuat dan menakutkan dibandingkan pasukan yang masih mempertahankan batas garis moral. Semakin banyak yang dibunuh, semakin sedikit jumlah orang yang ada di pihak musuh. Tetapi itu juga berarti semakin berkurangnya moralitas yang dipertahankan. Aturan bahwa tentara tidak boleh membunuh penduduk biasa adalah aturan yang berperikemanusiaan.
Memang, para penguasa di Capitol tidak akan segan menlibatkan penduduk mereka dalam perang. Mereka akan menghalalkan segala cara untuk menang walaupun harus mengorbankan penduduknya selama perang. Ada satu hal yang Capitol pahami betul, yaitu dorongan hati nurani manusia. Capitol siap untuk menggunakannya melawan para pemberontak. Dan para pemberontak juga harus siap menghadapi itu.
Tapi, ada perbedaan antara siap dengan konsekuensi harus membunuh orang tak berdosa karena paksaan situasi dengan sengaja merancang jebakan atau bom yang ditargetkan untuk membunuh orang-orang yang tak berdosa. Bom seperti inilah yang membunuh Prim yang saat itu tengah bekerja sebagai tim medis.
Ketika Katniss menyinggung bahwa sepertinya tidak ada buku peraturan yang menyatakan apa yang bisa atau tidak bisa dilakukan terhadap manusia lain, Gale meresponnya dengan jawaban:
"Tentu saja ada. Aku dan Beetee mengikuti buku peraturan yang sama yang digunakan Presiden Snow ketika membajak Peeta," kata Gale.
Yang benar saja, Gale??? Kau baru saja menyatakan kesediaanmu menjadikan Snow (seorang diktator kejam, haus darah dan licik yang membunuh anak-anak atas dasar kejahatan yang dituduhkan kepada generasi sebelumnya) sebagai panutan moralmu?! Dan aku tak suka caranya mengungkit kembali persoalan dibajaknya Peeta. Itu seperti hal terlarang untuk diucapkan di depan Katniss, kan? >:(
Oiya.. satu lagi alasan kecil tapi tidak boleh dilewatkan tentang mengapa Katniss lebih baik bersama Peeta ketimbang Gale.
Pemuda seperti Gale yang memiliki mental 'membunuh atau dibunuh' adalah jenis yang paling sering ditemukan dalam Hunger Games. Sebaliknya, pemuda seperti Peeta yang menyadari bahwa jati diri dan kemanusiaan sama pentingnya dengan nyawa adalah jenis yang langka. Sewaktu Hunger Games ke 74 yang diikuti Katniss dan Peeta, kepribadian Peeta lah yang menantang Katniss untuk melakukan lebih dari sekadar bertahan hidup.
Ribuan Gale akan mengubah dunia ini menjadi dunia militer yang keras dan kaku. Ribuan Peeta akan mengubah dunia ini menjadi lebih damai dan penuh cinta ♥
No comments:
Post a Comment